MATERI 3 PENGARUH PERUBAHAN DAN INTERAKSI KERUANGAN

Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN


     Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam

Kondisi alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan memudahkan interaksi antara satu negara dan negara lainnya. Interaksi ini terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Banyak faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi antara negara tersebut, antara lain faktor iklim dan faktor geologi.

a.  Faktor Iklim

Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali. Angin ini dinamakan angin muson timur dan angin muson barat, masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson dinamakan iklim muson. Selain iklim matahari dan iklim muson, wilayah negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim fisis. Iklim fisis dipengaruhi  keadaan  fisik suatu wilayah, seperti  perairan  laut, pegunungan, dan dataran.

b.  Faktor Geologi

Berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi geologi seperti kondisi tanah dan batuan penyusunnya di bumi, negara-negara ASEAN berada di daerah tumbukan antarlempeng. Amatilah gambar berikut ini, yang menunjukkan posisi lempeng di wilayah negara-negara ASEAN!

 


 


 


c.       Faktor Ketersediaan Sumber Daya Alam

 

 

 

2.      Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi terhadap Perubahan Ruang

Perkembangan ilmu dan teknologi telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Segala macam jenis teknologi bermanfaat karena memudahkan pekerjaan manusia. Sebagai contoh, perhatikan gambar di bawah ini.

 



 

 

                               

a.       Teknologi Transportasi

Saat ini, berbagai macam bentuk alat transportasi dapat dijumpai baik di darat, laut, dan udara. Ilmu dan pengetahuan yang semakin luas telah memungkinkan perkembangan berbagai macam alat transportasi yang nyaman, cepat, dan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Kereta cepat monorel, pesawat terbang, dan speed boat terus mengalami perbaikan demi kenyamanan penumpangnya. Namun demikian, alat transportasi tradisional yang belum menggunakan mesin masih dapat dijumpai dan bertahan sampai saat ini di negara-negara ASEAN, seperti pedati, delman, dan becak.

Adanya perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia yang pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap tahunnya. Pesawat bukan lagi alat transportasi yang mahal. Setiap orang dapat menikmati layanan karena harganya yang terjangkau, cepat, dan nyaman. Kapal laut selain digunakan sebagai sarana transportasi, juga saat ini digunakan sebagai sarana wisata. Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif perjalanan.

                 


                

               


 


 

b.      Teknologi Komunikasi

Contoh gambar perkembangan teknologi komunikasi diantaranya :

  

 

 

 

 

 

 

 

 


Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN sebagai akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dapat dilihat, contohnya dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan.

1)      Sosial

a)      Bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat.

b)      Kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan.

c)      Maraknya perdagangan manusia.

d)     Kerja sama luar negeri semakin mudah.

2)      Ekonomi

a)      Bertambahnya  pendapatan  negara  dari  pajak  dan  pendapatan  dari  sewa tempat tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti perbelanjaan, wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang.

b)      Nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing.

c)      Barang-barang asing semakin mudah dijangkau.

3)      Budaya

a)      Terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun tidak.

b)      Perubahan sistem nilai dan norma.

c)      Terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis.

d)     Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.

4)      Keamanan

a)      Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan.

b)      Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat.

c)      Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.

3.      Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan Ekonomi

Negara-negara anggota ASEAN mulai menerapkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dalam kehidupan internasionalnya. Secara ekonomis, pemberlakukan AFTA akan menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Produsen beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya. Pilihan konsumsi pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Kerja sama negara-negara ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antarnegara dalam bidang ekonomi. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar negeri.

4.      Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang

Amatilah Gambar di bawah ini, dapatkah kalian membayangkan bagaimana perubahan yang terjadi di daerah di mana lahannya yang dikonversi?

 


 

 

a.       Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di negara-negara sedang berkembang, seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di pinggir kota. Biasanya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana karena beberapa alasan, di antaranya sebagai berikut.

1)      Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan strategis tersebut merupakan lahan pertanian.

2)      Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.

3)      Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah.

4)      Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik.

5)      Faktor  sosial  dan  budaya  hukum  waris.  Konversi  lahan  pertanian  menjadi industri  mengakibatkan  petani  “terusir”  dari  tanah  mereka  digantikan  oleh uang. Awalnya, petani di pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi diganti dengan pembagian uang hasil penjualan lahan pertanian.

Penggunaan lahan dalam pembangunan industri memerlukan perhatian beberapa negara industri. Pasalnya, tidak semua industri yang akan atau sudah dibangun berada di lahan yang tepat dan tidak menempati lahan produktif seperti lahan pertanian. Berbagai masalah akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri, antara lain:

1)      Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun.

2)      Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.

3)      Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.

 

b.      Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman

Adapun dampak negatifnya itu adalah sebagai berikut.

1)      Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin kecil.

2)      Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.

3)      Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).

4)      Berkurangnya lahan resapan air.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lagu Indonesia Raya 3 Stanza